Ternyata ini cara menakhlukkan tanjakan dengan mobil matic yang tepat. Transmisi tahan lama dan tak rusak.
Sejumlah besar penggemar otomotif setuju bahwa mobil otomatis tidak lebih baik dalam mendaki daripada yang manual.
Padahal, dengan penggunaan transmisi otomatis yang benar, mobil dengan transmisi otomatis tidak kalah dari transmisi manual, bahkan saat digunakan menanjak.
Asumsi seperti itu mungkin muncul karena mereka masih belum tahu cara mengendarai mobil matic yang benar atau cara berhenti dan menuruni bukit.
Salah langkah dan otomatis bisa mundur, membahayakan pengguna jalan di belakang Anda. Mengoperasikan girboks membutuhkan teknik yang berbeda agar kendaraan tetap melaju kencang dan girboks awet.
Hal terpenting saat mengendarai mobil apa pun, baik manual atau otomatis, adalah tetap tenang dan waspada.
Hal ini harus dilakukan untuk menghindari kesalahan yang berpotensi fatal, terutama pada kemacetan lalu lintas. Selain itu, tidak jarang tidak bisa mendaki saat mendaki lereng yang cukup curam.
Ada teknik lain untuk ini. Kami tidak menyarankan pengoperasian transmisi otomatis di posisi D saat berkendara di tanjakan yang curam. Hal ini dikarenakan tenaga kendaraan dan tenaga mesin cenderung hilang. Pada posisi D, transmisi otomatis ini cenderung memindah gigi secara otomatis.
Pada umumnya, saat terjadi kehilangan power, pengemudi sering kali memberikan tenaga ke mobil dengan menekan pedal akselerator. Meski saat ini sistem transmisi atau ECU menunjukkan torsi maksimal. Alhasil, gearbox yang ada tetap pada posisi gigi tinggi. Ini bahkan berbahaya karena masih akan menurunkan kinerja.
Misalnya, saat melintasi jalur Pacet atau Trawas, kemiringannya sekitar 10 atau 20 derajat. Saat menggunakan mobil manual, rata-rata mainnya ada di gigi 1 dan 2 dengan kombinasi rem kaki dan rem tangan (jika jalan lambat atau macet). Berbeda jika menggunakan transmisi mobil matic. Menggunakan D1 atau L dan hanya melakukan pengereman pada putaran mesin antara 1500 dan 2000 rpm sangat aman untuk mesin.
Misalnya, jika mobil sudah melaju kencang dan putaran terlalu tinggi, pindahkan tuas persneling ke posisi D2.
Teknologi tersebut diterapkan pada transmisi otomatis konvensional, CVT dan AMT (transmisi manual otomatis), termasuk sistem transmisi kendaraan listrik.
Namun, AMT khususnya paling baik saat berhenti dan dikendarai di tanjakan, di mana rem tangan harus sering digunakan.
Bahkan saat girboks dalam posisi gigi rendah, ada jeda beberapa detik di mana girboks tampak kosong atau netral sesaat ketika Anda menggerakkan kaki dari pedal rem ke pedal gas.
Tentu saja, ada risiko mobil akan tergelincir ke belakang. Lagi-lagi, manuver semua tipe Matic pada dasarnya sama saat menghadapi tanjakan.
Namun, perbedaannya hanya pada akselerasi masing-masing mobil. Hanya ada 4 kecepatan, 6 kecepatan, 7 kecepatan, dll.
Pada dasarnya, tidak peduli seberapa cepat kendaraan berakselerasi di tanjakan, ada baiknya untuk mengganti posisi gigi ke rasio gigi yang lebih rendah.
Beberapa mobil memiliki kode gigi rendah yang berbeda, beberapa terdaftar sebagai L, L2, 2, D1, D2, dll. Pilih gigi yang tepat untuk menanjak yang akan Anda lewati.
Perlu juga diperhatikan bahwa berkendara yang aman dan nyaman. Jangan panik bahkan di tanjakan. Jangan memaksa mesin dengan kecepatan tinggi. Jika posisi gigi pertama adalah D, Anda harus mulai dari bawah tanpa mengerem.
Saat mobil membutuhkan torsi, lepaskan pedal akselerator dan segera pindahkan transmisi ke D1 atau L ke gigi yang semakin rendah.
Dan jika transmisi masih di gigi yang diinginkan, tekan kembali pedal gas untuk tenaga instan saat menanjak. Jangan pindahkan tuas transmisi ke posisi D saat berkendara menanjak. Berikut beberapa tips mengendarai mobil matic menanjak.
1. Ketahui fungsi simbol pada tuas.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah mempelajari terlebih dahulu fungsi yang dimiliki tuas transmisi otomatis.
Tuas transmisi otomatis dalam posisi netral (N), P untuk parkir, R untuk gigi mundur, dan D untuk gerakan maju.
Kemudian tambahan simbol D3, D2 atau 2 dan D1 atau L di bawah posisi D.
2. Perhatikan kecuraman tanjakan dan sesuaikan posisi gigi sesuai dengan kondisi permukaan jalan.
Hindari menggunakan mode D saja saat berkendara menanjak di bukit atau pegunungan yang terjal.
Tapi gunakan setidaknya D2 untuk berjalan yang mudah. Juga, jika kemiringan menjadi curam, segera pindah ke posisi D1 atau L.
Posisi ini seperti gigi 1 pada mobil manual yang digunakan di tanjakan yang sangat curam.
3. Jangan mengerem saat berpindah dari D ke D2 atau D1
Saat berpindah dari posisi D ke D2 atau D1, jangan mengerem terlalu keras atau sama sekali. Jangan lupa gunakan tombol di tuas persneling untuk bisa berpindah gigi.
4. Biasakan menangani mobil matic di tanjakan dan berlatih.
Pengemudi perlu lebih banyak latihan untuk membiasakan diri menggunakan mobil matic saat menanjak.
Dengan cara ini, mobil otomatis berakselerasi lebih tertata, seperti mengendarai mobil manual saat melintasi tanjakan.