7 Kebiasaan Buruk Pemotor negara +62 Bikin Taruhan Nyawa
Keselamatan berkendara sepertinya tidak jadi prioritas untuk banyak pemotor negara +62. Amat banyak rider punya kebiasaan buruk, yang dapat berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain.
Kasus pelanggaran lalu lintas dilakukan pemotor dapat ditemukan dengan gampang tiap hari di banyak sudut jalan Ibu Kota dan kota-kota besar lainnya. Apa saja sih kebiasaan buruk pemotor negara +62 yang sebetulnya bahaya banget dilakukan?
1. Menggunakan Smartphone di tengah perjalanan
Smartphone telah demikian lekat dengan kehidupan sehari-hari orang Indonesia. Saking lekatnya, kadang sambil nyetir malah handphone tidak dapat lepas. Bukan sekedar untuk teleponan, kerap kali ditemui pemotor whatsapp-an tapi tetap menjalankan motornya.
Ini tentu saja sungguh membahayakan, bukan saja ke diri sendiri namun juga ke pengguna jalan yang lain. Apabila memang benar-benar mendesak untuk memakai handphone, menepi lah ke sisi jalan dan pilih daerah yang aman.
2. Dengar Musik
Hayo ngaku, siapa yang pernah naik motor sambil menyumpal telinga menggunakan earphone?
Dengar musik sambil berkendara mungkin terasa mengasyikkan. Namun ini sesungguhnya membahayakan sekali. Pemotor dapat kehilangan fokus ketika berada di atas kendaraannya. Kuping yang tertutup earphone juga bikin kita kurang waspada pada kondisi di sekitar. Apalagi jika sampai tak mendengar klakson yang dibunyikan kendaraan lain.
3. Boncengin Si Kecil Sambil Berdiri
Di pinggiran Jakarta dan kawasan pemukiman, fenomena ini kerap kali nampak. Pemotor membawa dua penumpang, salah satunya si kecil berada di tengah, dijepit oleh penumpang lain yang telah dewasa.
Entah atas alasan apa, si kecil bocah yang berada di tengah itu sering kali berdiri di atas jok motor. Sedangkan ini membahayakan sekali sebab akan amat gampang kehilangan keseimbangan. Jok motor juga dapat jadi licin, dan tak didesain sebagai pijakan berdiri.
4. Naik Motor Bertiga, Berempat, ....malahan Berlima
Sepeda motor didesain cuma untuk mengangkut dua penumpang saja. Namun ini dengan mudahnya kerap kali diabaikan pemotor di Indonesia.
Sangat lazim ditemui satu motor dinaiki tiga penumpang. Malahan ada yang untuk berempat, dan paling ekstrim dipaksa mengangkut lima orang. Satu keluarga komplit:, bapak, ibu, dan tiga orang anak.
Menaiki motor lebih dari dua orang bukan saja menyalahi batas muatan optimal. Lebih jauh lagi, keseimbangan pengendara menjadi lebih buruk lantaran terlalu banyak beban. Ini tentu saja sungguh-sungguh membahayakan.
5. Naik Motor, Sambil meRokok
Ada sebagian hal yang membikin merokok sambil berkendara amat membahayakan. Yang pertama, yaitu percikan api rokok yang terbang terbawa angin. Telah ada yang menjadi korban kejadian ini, di mana mata pemotor lain terluka imbas percikan api yang masih membara masuk ke mata.
Menjepit batang rokok di jari bikin pengendara berkurang kendalinya pada stang motor. Ini dapat mengurangi reaksi si pengendara ketika terjadi hal-hal yang mengagetkan. Kecakapan memgendalikan motor sedikit-banyak jadi berkurang.
6. Pacaran/ Keasyikan Ngobrol
Ini biasa nampak di akhir minggu. Dua sejoli duduk di atas motor yang melaju perlahan. Situasi ini kerap kali bikin pengguna jalan yang lain jengkel, lantaran laju mereka jadi terhambat.
Mesra-mesraan di atas motor juga bikin fokus terpecah, antara jalur lintasan dan sang pacar di jok belakang. Kerap terjadi, saking asyiknya ngobrol, pengendara tidak sadar motornya perlahan berbelok makin ke tengah jalan. Duh.
7. Lawan Arah
Pemotor, khususnya di IbuKota, sudah bagai raja jalanan. Sering bertindak sesukanya, termasuk melawan arah. Sedikit saja ada kemacetan, pemotor tak jarang mengambil jalur sebelahnya dan melaju tanpa rasa bersalah. Selain mengganggu pengguna jalan dari arah yang berlawanan, melawan arah tentunya membahayakan.